PEMBANGUNAN
PRASARANA LINGKUNGAN DI KAMPUS ISI YOGYAKARTA
Sekitar
dua bulan berjalan pihak kampus Institut Seni Indonesia (ISI) melaksanakan
program pembangunan prasarana lingkungan kampus. Proyek pembangunan ini
bernilai sekitar 2.9 M dan ditargetkan selesai dalam waktu 3 bulan. Boulevard
kampus, jalan-jalan utama kampus, fakultas seni media rekam, dan beberapa area
kampus selama ini masih dalam kondisi pembangunan. “Anggaran pembangunan di ISI
100% dari pemerintah, dan dana dari pemerintah sangat terbatas.
Jadi,
proses pembangunan prasarana kampus
berlangsung sangat lambat karena sulitnya meraih dana besar dari pemerintah,”
kata Bapak Siswadi, Pembantu rektor II. Pihak kampus tidak membangun sarana dan
prasarana kampus secara utuh karena kemampuan dari pemerintah bertahap. “jika
kita langsung membangun lingkungan ISI secara utuh ini akan membutuhkan
anggaran yang sangat besar dan tidak gampang untuk mencari dana sebesar itu.
Meskipun pihak kampus telah mengajukan surat pada pemerintah, proses pencairan
danalah yang sangat lama.” Kata Pak Siswadi menambahkan. Berbeda dengan
universitas swasta yang memiliki jaringan
lembaga dan ikatan sangat luas
sehingga lebih mudah dalam pencairan dana pembangunan. Pembangunan di
Institut Seni Indonesia (ISI) dinilai tidak berjalan sesuai konsep dan
perencanaan.
Beberapa
aktivis mahasiswa Institut Seni Indonesia melakukan aksi protesnya kepada pihak
kampus yang secara langsung menebang pohon-pohon di sepanjang boulevard kampus
untuk kepentingan membangun prasarana lingkungan kampus. Hal ini sangat
disayangkan karena pohon-pohon di sepanjang boulevard kampus selama ini dinilai
memberikan kenyamanan suasana belajar mahasiswa dan menjadikan jalan di
sepanjang boulevard lebih teduh.
Pihak
kampus mengatakan terjadi kesalahan dan pihak kontraktor yang akan bertanggung
jawab. Pihak kampus mengaku kaget ketika tau pohon ditebang, padahal konsep
yang telah direncanakan tidak seperti itu. Sebelumnya, proses pembangunan dari
tim perencana dikoordinasikan dan pihak kampus melibatkan masing-masing dua
orang dari setiap fakultas ke pembantu dekan II lalu ke KASUB untuk perencanaan
lingkungan akan dibangun seperti apa dan semua hasil telah dipresentasikan.
“jadi, waktu itu sebenarnya yang dipertahankan adalah pohon-pohon. Sebagian
pohon akan dipindahkan di sebelah masjid kampus,”kata Bapak Siswadi.
Mengetahui
proses pembangunan tidak sesuai dengan perencanaan, pihak kampus langsung
menelepon pihak kontraktor dan meminta pertanggungjawaban. “Pihak kampus akan
mengadakan evaluasi kalau tidak salah hari kamis untuk membahas kesalahan di
kontraktornya atau perencanaannya. Kita
selalu mengedepankan wawasan lingkungan, bagaimanapun perencanaan menyesuaikan
agar tidak menebang pohon. Yang namanya membangun harus ada satu dua yang direlakan,
tetapi jika masih bisa dipertahankan kenapa tidak?” Ujar Bpk Siswadi
menambahkan. Pihak kontraktor pun telah mengaku salah dan akan
mempertanggungjawabkan.
Untuk
target rencana pembangunan gedung baru program studi D3 Fashion batik dan
animasi yang termasuk dalam prodi baru selanjutnya, pihak kampus pun telah
mengkonfirmasikan masih dalam perijinan ke BELMAWA dan berlanjut ke direktur
kelembagaan sementara untuk mengajukan pembangunan gedung ke dikti perencanaan.
“Karena kita perguruan tinggi milik pemerintah dan semua itu diatur oleh
pemerintah. Memang tidak bisa leluasa seperti yayasan/universitas swasta, kalau
pemerintah itu ada normananya bagaimana membangun gedung milik Negara semua
telah diatur.” Kata bapak Siswadi.
Rencana
pembangunan jangka panjang pun Negara mempunyai registrasi untuk diajukan ke
kementrian. Dan kementrian mempunyai aturan-aturan dari Negara, setelah itu
kementrian diturunkan ke dirjen-dirjen. Institut Seni Indonesia berada dibawah
naungan dirjen dikti. Pihak kampus pun akan menyelesaikan dan menyukseskan
program pembangunan prasarana terlebih dahulu. Danakan melaksanakan perencanaan
pembangunan untuk program pembangunan selanjutnya.
0 comments:
Post a Comment